Aku dan Ramadhanku..

Marhaban Yaa Ramadhan

Assalamualaikum teman-teman..

Hai..hola..anneyong..udah penuh debu banget kayaknya saking lamanya ditinggal. Belakangan saya benar-benar malas untuk menulis di blog (memang dari dulu pemalas sih, alasan saja..!) dan nge post instagram. Selama ini saya lebih sering ber snapgram ria (membuat vidio singkat via instagram yang waktu tayangnya hanya 24 jam saja) dan fokus ngabisin tumpukan buku-buku yang udah dibeli tapi belum terjamah saking malasnya. Bahkan yang lebih aneh lagi saya lagi malas-malasnya ber-drama Korea ria, emejing kan? Sayapun emejing dengan kelakuan ajaib saya belakangan ini. Sudahlah kemalasan saya itu kita tuntaskan sampai sini saja, cukupi malasnya sampai bulan lalu saja. Pertengahan Mei (sebenarnya menuju akhir Mei) ini saya sedang berusaha mengumpulkan mood untuk kembali menulis, sebagian saya menulis disebuah buku kecil (kalian bisa bilang itu diary, berasa old school yah..) yang disarankan oleh seseorang yang katanya “kalo nunggu mood nulis di sosmed keburu lupa idenya” dan itu benar banget! Lalu apa hubungannya menulis di diary itu dengan bulan Ramadan? Sabar..bakal saya jelaskan apa hubungan keduanya tapi sebelum nulis panjang lebar ijinkan saya mengucapkan “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Marhan Yaa Ramadhan..”.

Yuks kita cari tahu apa hubungan diary dan bulan penuh berkah ini bagi saya..

Setelah beberapa bulan kehilangan mood nulis, nonton dan baca buku, akhirnya pertengahan bulan Mei kemarin saya memutuskan untuk kembali menulis tapi tidak via blog melainkan melalui coretan-coretan pena dibuku harian saya. Berawal dari jalan-jalan berfaedah saya di salah satu daerah di Indonesia dan bertemu beberapa orang secara random dan beberapa kisah yang tidak akan saya tuliskan (setidaknya untuk saat ini) akhirnya saya memutuskan untuk kembali belajar menulis. Seorang teman berkata kepada saya perihal menggiatkan lagi semangat menulis, selain untuk melatih kemampuan menulis itu juga katanya stress theraphy. Beberapa penulis juga bilang selain hobi menulis itu jadi bagian pelarian mereka dan bagi mereka itu suatu keuntungan. Gimana gak untung kalau tulisan hasil “pelarian” berubah jadi rupiah, walaupun yang mereka tuliskan bukan apa yang mereka alami. Gak semua penulis seperti itu sih, hanya beberapa saja tapi tentu saja itu adalah poin positif kan? Akhirnya saya menuliskan beberapa hal seputar apa yang saya alami.

cf5926f4f4848e2dc7e48d46f7b5f9a3

Ramadan kali ini ada banyak hal yang terasa berbeda dari ramadan-ramadan sebelumnya. Beberapa hal yang sepertinya biasa saya lakukan tapi kali ini tidak saya lakukan. Tak apalah toh itu tidak mengurangi semangat saya menjalani ibadah di bulan nan suci ini. Jadi kenapa saya balik nulis dan apa saja yang saya tulis secara garis besar udah saya jelaskan diatas, nah sekarang saya bakal jelasin nih sedikit detailnya.

Pertama, alasan saya malas menulis ada beberapa yaitu :

  1. Saya merasa belakangan selalu terbentur ide ketika akan mulai menulis, konsep yang ada dikepala mendadak blank jika sudah ada yang ngajakin ngobrol
  2. Saya suka gak nyaman kalau ada yang ngeliatin saya lagi ngetik ini itu, alias saya malu kalau ada yang melihat tulisan saya
  3. Terakhir, saya merasa kemampuan menulis saya gak berkembang (gimana mau berkembang lah saya malas latihan..)

Nah..karena ketiga hal tersebut saya jadi malas semalas-malasnya, padahal sih ketiga hal tersebut harusnya menantang saya untuk belajar lebih giat lagi. Tapi tingkat kepedean saya untuk hal ini nampaknya jauh dibawah rata-rata..

Setelah sekian lama, saya menghadiri beberapa acara yang berhubungan dengan literasi. Salah satunya dan yang sangat besar pengaruhnya adalah MIWF (Makassar International Writers Festival), ajang berkumpulnya penulis-penulis seluruh dunia untuk sharing seputar dunia literasi. Sayang saya hanya menghadiri sharing session beberapa dari mereka dikarenakan hari kerja.

Kedua, alasan saya kembali belajar dan bangkit dari kemalasan :

  1. MIWF tentu saja menjadi pemicunya, bertemu penulis-penulis hebat dan mendengarkan kisah mereka hingga jadi sebesar sekarang membuat saya akhirnya terpecut. Betapa pengecutnya saya yang memilih berhenti padahal belum berjuang sedikitpun!
  2. Saya harus mencari aktifitas yang setidaknya membuat otak saya bekerja, biar gak beku karna malas. Kerjaan di kantor toh nggak banyak-banyak banget.
  3. “Kapan bisa kalau tidak mencoba?” kalimat ini sukses membuat saya merenung mau sampai kapan saya malas? apa yang akan saya dapatkan dari kemalasan? “Oke..saya harus berbuat sesuatu! Inilah hari baru saya..

Maka setelah itu saya memutuskan untuk mengambil sebuah buku yang sebenarnya sudah lama saya beli, tapi saya simpan rapi dideretan buku bacaan saya karena gak tau kapan akan mulai mencoretinya.

Kini saya memulai menulis apa saja yang terlintas dibenak kala itu, biar tidak mentok lagi ketika akan memindahkannya di blog. Kemanapun si buku harian selalu ikut saya, entah saya akan mencoretinya atau sekedar membawanya kemana saja.

InShot_20180524_111534668

Saya belajar menulis tentang apa yang saya pikirkan, apa yang ada disekitar saya dan tentu saja kegiatan selama ramadan berlangsung. Walau tidak terlalu sering menulisinya dikarenakan kegiatan kantor lagi agak padat tapi setidaknya saya berusaha menuliskan sesuatu disana. Doakan saya semoga semangat itu tetap menyala dan setidaknya saya bisa menuangkan ide lagi di blog ini biar gak mati suri banget.. hehehehe

Oh..iya semangat berpuasa semua, semoga tetap kuat menjalani ibadah ramadan kali ini yah 🙂



2 tanggapan untuk “Aku dan Ramadhanku..”

  1. Coba deh kak Icha bikin marathon nulis dan posting di socmed, misalnya #30haribercerita. Cerita2 ringan dan tulisannya jgn terlalu panjang. Itu slh satu latihanku menulis. Dgn bgtu kita dipaksa (oleh diri kita sendiri) utk mencari/menemukan ide dan menuangkannya dlm kalimat2.
    IMHO

    Suka

    1. Idex boleh juga kak, hehehe…
      Trima kasih kak 😊

      Suka

Tinggalkan komentar

About Me

An Civil Cervant who loved coffee but can’t drink much. So in loved with BTS and k-drama! i try my best to share many stories of mine, hope u like it

Newsletter